Thursday, October 1, 2015

Cerpen Lucu "Beng-Beng feat Oreo"

Di malam minggu musim panas yang panjang.

Marwan: Mawar, besok kan hari minggu, kamu ada acara Gak? Kalau Gak ada kita jalan yuk!
Mawar: Mm... Boleh juga tuh.

Setelah perjanjian di buat, Marwan mengantarkan Mawar pulang sambil bercanda di dalam mobil. Seperti sepasang burung dara yang sedang bercinta tak peduli akan keramaian, tetap memadu kasih.

Sesampainya di depan rumah Mawar, Mawar keluar dari mobil Marwan sambil mengucapkan "see you tomorrow, beibh", dengan perasaan senang Marwan melemparkan senyum dan sambil berbicara "aku jemput kamu jam 8 pagi ya!" dan langsung tancap gas menuju pulang.

Bayangan Mawar malam itu membius Marwan, teringat cerita kasih di dalam mobil tadi, saling bercanda dan menghayalkan masa depan yang cerah. Senyum Marwan tidak berhenti sampai ia tertidur pulas.

Pagi di rumah Marwan. Bangun tidur menuju kamar mandi, buang air besar, mandi, ganti baju yang keren, sarapan terus pamit ke nyokap. Seperti itu kebiasaan Marwan setiap pagi sebelum beraktifitas.

Marwan: Aku berangkat dulu ya, mah!
Ibu Marwan: mau kemana?
Marwan: jalan sama Mawar, mah.
Ibu Marwan: Ya sudah, hati-hati ya.

Langsung capcus tanpa banyak basa-basi. Tapi Marwan mendapati pandangan yang kurang sedap sebelum menyalakan Harley Davidsonnya. Dia melihat tetangganya bertengkar hebat, Marwan hanya melongo melihatnya (sambil memakan beng-beng), itu juga kebiasaan Marwan jika sedang tegang.

Selang beberapa menit, datangah Jono langsung ke Tkp. Melihat kejadian itu Jono bernyanyi sambil memainkan gitar akustiknya "bayangkan ku beri Oreo, tuk si nyonya dan juga tuan. Akankah mereka kan baikan lagi?" langsung di kasihnya Oreo itu kepada nyonya dan tuan yang sedang bertengkar hebat.

Tuan: mmmm. Enak ya, ada manis-manisnya gitu.
Nyonya: emang manis kok, kaya aku.
Tuan: yeeee pede abis.
Nyonya: ngapain kita berantem ya?
Tuan: iya, ya? Ya udah baikan aja yuk!
Nyonya: ayuk.

Pertengkaran pun usai, dan Jono merasa lega.

Menghela nafas Marwan pun merasa lega dan melanjutkan tujuannya.

Sampai di rumah Mawar.
Marwan: assalamu'alaikum...
Seseorang: wa'alaikumsalam...

Buka pintu ternyata ayah Mawar.
Marwan: Mawar nya ada om?
Ayah Mawar: ada, ayo masuk. Silahkan duduk dulu nanti om panggil Mawarnya.

Ayah Mawar memanggil anaknya di kamarnya, Marwan yang gugup mengambil kembali beng-bengnya.

Bagai di sambar gledek hati Mawar melihat apa yang di lakukan kekasihnya itu, bagai karang di terjang ombak badai, dan bangunan yang tertimpa crane. Seperti itu kira-kira gambarannya.

Teringat pesan ayahnya, Mawar jadi sedih mawar pergi ke Wc untuk mencuci mukanya agar tidak terlihat habis menangis. Tapi mawar kembali melihat momen yang menyedihkan, Mawar melihat ayahnya makan beng-beng yang sudah di dinginkan membuat Mawar semakin mengingat pesan itu "kalau punya pacar, jangan yang suka makan beng-beng langsung!". Mawar langsung berlari sambil menangis menghampiri Marwan.

Mawar: kita putus yah!
Marwan: memang kenapa? Kita Gak ada masalah kan?
Mawar: jelas ini masalah besar, aku sudah janji sama ayah, tolong ngerti!
Marwan: emang apa masalahnya?
Mawar: kamu suka nya makan beng - beng langsung, sedangkan ayah sukanya beng-beng dingin. Dan ayah Gak setuju bila aku pacaran sama cowok yang suka makan beng-beng langsung.

Marwan tak berdaya, hanya mampu memandangi Mawar yang berlari ke kamarnya sambil menangis. Ayah Mawar melihat kejadian itu.

Satu tahun berlalu kejadian itu benar-benar membuat Marwan kehilangan semangat hidup, sudah berusaha sekeras apapun tetap Mawar tidak mau mengecewakan ayahnya. Marwan yang dulu di puja menjadi di campakan oleh Mawar.

Pesta ulang tahun Mawar.
Malam itu, malam terakhir Marwan membuktikan cintanya pada Mawar. Seusai Mawar meniup lilin, Marwan langsung mendekati Mawar.

Marwan: Mawar, maafin aku!
Mawar: Gak bisa (sambil nangis lagi)
Ayah mawar: sudah, sudah kamu lebih baik pulang, nak Marwan!
Marwan: tapi om, aku cinta Mawar, aku tahu om lebih suka makan beng-beng dingin dan aku tidak, tapi tolong om restuin kami.

Tanpa mempedulikan Marwan ayah Mawar mengajak putrinya pergi meninggalkan pesta. Tapi para teman-teman yang datang bersimpati dan meminta Mawar memaafin Marwan.

Hadirin: Mawar, maafin Marwan yah!!

Tetap tak di gubris, Marwan menangis getir tidak menerima kenyataan. Hal yang tak di duga pun tiba, saat semua keadaan sedang mendayu, datanglah Jono dengan jurus andalannya.
"bayangkan ku kasih Oreo tuk si Marwan, Mawar dan juga ayahnya. Akankah cinta mereka kembali bersatu dan mendapat restu?" di kasih lah Oreo untuk mereka ber-3. Dan...
Marwan: Maafin aku yah.
Mawar: (melihat ayahnya)
Ayah Mawar: seharusnya ayah tidak egois, meski selera beng-beng kita beda tapi Oreo menyatukan kita. Kapan kalian siap nikah?
Marwan dan Mawar: sekarang aja om/pah.
Ayah Mawar: yeeii dasar anak muda.
Semua: hahahahahahaha....

Dan itulah akhir kisah cinta Marwan dan Mawar. Poinnya, biarkan hati yang menentukan cinta kita, bukan keinginan kita. Semoga menghibur.... ;-)

No comments:

Post a Comment